Thursday, September 8, 2011

After Office Hour

Dan, suatu hari, kita bertemu lagi. Waktu berbeda, siatuasi yang berbeda juga. Kalaupun ada yang tak berubah, hanyalah perasaanku kepadamu. Aku masih tak punya alasan untuk membalas perasaanmu.

Namun, kau terlalu keras keoala untuk mengakui ketidakcocokan kita. Kau berjudi dengan perasaan, seolah tak khawatir sewaktu-waktu aku bisa menyakitimu. Kau menjanjikan cinta dan aku malah menertawakanmu.

Akhirnya, kau berhenti - menyerah atau balik membenciku, aku sendiri tak tahu. Aku mencoba menghibur diri, berpikir kalau tanpamu aku pasti baik-baik saja. Tetapi, kenapa dadaku sesak saat melihat punggungmu pelan-pelan menjauh?
Apakah ini artinya aku harus balik mengejarmu?


Hmm, let's review again... :)
Welcome to Dahlian and Gielda Lafita's Story... Hehe. Untuk duet novel mereka yang satu ini, ceritanya juga dari masa lalu yang berusaha kembali meraih cintanya, yaitu Roy yang saat pertemuan mereka kembali ternyata adalah bos tempat Athea diterima bekerja untuk menjadi sekretarisnya. Yang ternyata sudah direncanakan Roy ketika Roy melihat lamaran pekerjaan Athea di meja HRD perusahaannya.

Athea ternyata sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki (Gilang) dari suaminya - Adhitya, yang ternyata sudah meninggal. Disamping itu, ada seseorang bernama Nelson yang merupakan sahabat baik Adhitya. Nelson selalu baik dan berusaha mendampingi Athea dan Gilang. Athea merasa Nelson merupakan sosok yang tepat untuk menggantikan Almarhum suaminya.

Namun pertemuan kembali Roy dan Athea yang tidak disangka-sangka Athea ternyata mampu membuat seluruh harinya menjadi sengsara karena ia harus mengingat kembali masa lalunya dengan Roy dan menghadapi Roy saat ini yang menjadi Bosnya, membuatnya merasa seakan-akan hidupnya yang paling menderita. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, hatinya bisa luluh karena perlakuan Roy yang berbeda daripada dulu saat ia mengenalnya ketika sama-sama SMA.

So, siapa yang dipilih Athea? Nelson kah? atau Roy dari masa lalunya?
Masa lalu memang bisa memberikan pengaruh yang kuat dalam kehidupan kita. Bagaimana kita belajar untuk lebih baik dari pengalaman masa lalu apalagi jika masa lalu kita dengan seseorang tersebut tidak berjalan dengan baik alias pahit. Intinya, yah... memaafkan masa lalu dan berdamai dengannya. Karena seperti kata mutiara yang pernah saya denger dan saya kutip, dan sekarang mau saya kutiip lagi, hehe - kalau dengan memaafkan hati kita akan menjadi lebih lapang.

Bahasa novel ini Dahlian dan Gielda Lafita banget. Beberapa novelnya yang udah saya baca, kebanyakan menggunakan gaya bahasa yang sama dan seperti yang udah saya review di Promises,Promises kata-kata yang digunakan pun kurang lebih sama. But, overall novel ini cukup menarik untuk dibaca... :)

Walaupun saya telat reviewnya, tapi se-enggaknya lumayan lah buat menyalurkan pendapat saya tentang apa yang udah saya baca. Hehe.

No comments: