Title : Love, Hate & Hocus Pocus
Author : Karla M. Nashar
Publisher : Gramedia Pustaka Utama
Pages : 263
Rate : 3.5/5
Hate at First Sight, itulah definisi yang tepat untuk menggambarkan Troy Mardian dan Gadis Parasayu. Mereka partner kerja yang dinamis - sedinamis gejolak permusuhan yang terus meletup di antara mereka berdua.
Menurut Gadis, Troy Mardian adalah contoh sempurna tipe manusia yang tercabut dari akarnya. Jelas-jelas asli Indonesia, kok pakai bertingkah ala bule? Rambut dicokelatin, ngomong bahasa Inggris, barang-barang harus label desainer, dan mati-matian mempertahankan imej metroseksual biar tetap menyandang gelar The Most Elgible Bachelor in Indonesia.
Sedangkan menurut Troy, Gadis Parasayu (atau Paras Ayu) adalah nama terkonyol yang pernah didengarnya. Di Amerika tempat Troy dibesarkan, nggak ada orang tua yang cukup gila menamai anak mereka dengan Beautiful Face Girl. Narsis sekali! Okelah, wajahnya memang eksotis plus lekuk bodi bak JLo, tapi masa sih suka banget pakai merek lokal?
Hanya satu persamaan mereka. Sama-sama nggak percaya Hocus Pocus, ramal-meramal, paranormal, astrologi, atau apa pun yang berhubungan dengan dunia pernujuman.
Lalu apa yang terjadi saat mereka terbangun pada suatu Minggu pagi cerah, dan mendapati diri mereka berada di ranjang yang sama dalam kondisi bak Adam dan Hawa saat pertama kali terdepak dari Firdaus--bugil, plus cincin kawin yang melingkari jari manis masing-masing, serta memori samar tentang pernikahan yang mereka lakukan tiga belas hari yang lalu?!
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selama sedetik pandangan mereka bertemu. Dan pada detik berikut keduanya sama-sama berkomentar dalam hati masing-masing.
Ho, ho!! Contact lens biru! Yang benar saja?! Masa sih aku harus kerja dengan lelaki seperti dia? Gadis tak kuasa menutupi rasa gelinya melihat sepasang mata biru palsu Troy.
Ah, she's the new PR Manager?! Oh, come on! Look at her shoes, it's local I believe. Troy menatap nanar sepatu Gadis.
Itulah kesan pertama pada pertemuan pertama mereka. Gadis dan Troy. Keduanya sudah merasakan kebencian masing-masing pada awal pertemuan mereka. Keduanya tidak berhenti saling mencela dan menunjukkan kehebatan kinerja masing-masing. Mereka dipertemukan sebagai rekan kerja Biocell Pharmacy Indonesia (BPI) di kantor pusat. Troy sebagai Manajer Marketing Senior dan Gadis sebagai Manajer Humas. Dua divisi yang dibawahi Bu Sonya dan harus bisa sejalan untuk mengatasi masalah kontaminasi Dhemoticyl - Produk baru mereka, obat demam berdarah yang bisa menaikkan trombosit penderita tanpa harus di rawat di rumah sakit. Harusnya Dhemoticyl bisa menjadi kado anniversary BPI yang ke 50. Oleh karena itu, Pak Irawan - Presdir BPI memerintahkan mereka untuk cepat menyelesaikan masalah tersebut.
Korban berjatuhan akibat Dhemoticyl yang sudah terkontaminasi. Bahkan ada balita yang koma karena memakai obat tersebut, juga karena salah takaran dosisnya. Salwa - Ibu dari balita tersebut tidak memperhatikan aturan pakainya karena sudah terlalu panik. Gadis yang mendengar berita tersebut langsung terjun ke RSCM, tempat Beben - anak Salwa - dirawat untuk mendapatkan rekam medis Beben untuk diteliti pihak BPI sebelum media massa yang menemukannya. Pada saat yang bersamaan Troy juga melakukannya dengan cara lain. Ia menemui dokter yang merawat Beben. Tapi usahanya sia-sia karena Dokter tidak mau memberikan dokumen rahasia itu. Berbeda dengan Troy, Gadis mendapatkan dokumen itu langsung dari tangan Salwa. Gadis berusaha menghibur Salwa karena tidak tega melihat keadaan Beben yang memprihatinkan.