Saturday, December 24, 2011

Dongeng Semusim

Pada suatu cinta, kisah ini pernah ada....

Saat Nabil dan Sarah masih 'sayang' dan 'cinta', semuanya berjalan begitu indah.

Ternyata, hidup menikah tidak semudah kelihatannya. Pernikahan membawa Sarah melihat sisi lain dari diri mereka berdua. Entah kemana hilangnya Nabil si Pelindung yang penuh kasih sayang itu. Lelaki yang membuat Sarah berpindah keyakinan demi bisa bersama hingga akhir usia. Entah lenyap kemana kepribadian Nabil yang membuat Sarah yakin dia lah lelaki yang layak menjadi pemimpin bagi dirinya dan ayah dari anak-anaknya.

Sarah merasa diri mereka yang baru ini tak terlihat seperti dua orang yang saling mencintai. Mereka saling menyalahkan, saling menyakiti. Mereka seumpama dua orang asing yang berada dibawah satu atap. Dan perlahan, mereka bergerak ke arah yang berlawanan.

'Sayang' dan 'cinta' tak pernah cukup untuk mempertahankan sebuah pernikahan. Lalu, bagaimana caranya mempertahankan pernikahan yang seperti ini?

Let's revieeew... :)
Dongeng Semusim menceritakan gimana perjuangan Nabil dan Sarah menghadapi perubahan yang pelan-pelan terjadi pada diri masing-masing. Perbedaan pendapat dan cara pandang yang berbeda mengenai anak, agama dan prinsip hidup. Sarah menginginkan anak yang akan menjadi warna dalam hidup mereka. Anak yang mewarnai sketsa-sketsa perjalanan hidup mereka. Tapi Nabil, hidup itu hanya untuk fun... Buat apa repot-repot memiliki anak kalau hanya dengan hidup berdua saja mereka bisa bahagia? Sarah begitu menginginkan anak tapi Nabil tidak mampu mengutarakan pendapatnya. Hingga suatu hari Nabil menemukan fakta bahwa Sarah mengandung, Nabil merasa seolah hidupnya mulai tak menyenangkan seperti ketika ia pertama kali bertemu Sarah.  Jadi yang bisa ia lakukan hanyalah mengikuti kemauan Sarah dengan sangat terpaksa.

Lalu keputusan Sarah untuk lebih mendalami agama Islam dan mulai memakai jilbab. Adalah perubahan yang sangat mengganggu hidup sempurna Nabil. Karena Nabil sendiri tidak mengerti dengan agamanya. Nabil hanya ingin hidup berjalan seperti biasanya, tanpa perubahan apapun. Semua bisa dikendalikannya. Ia begitu bingung dan kalut karena kali ini hidupnya tak bisa lagi ia kendalikan sesuai keinginannya. Nabil mencoba menyelesaikan masalah tapi yang terjadi adalah ia malah lari dari masalah. Perlahan ia mulai berubah seolah ingin memberitahu Sarah bahwa ia tak menginginkan semua perubahan ini.

Sarah pun tak kalah tersiksanya dengan perubahan sikap Nabil. Ditambah lagi dengan meninggalnya Papa. Mungkin papa nya benar, seharusnya ia tidak meninggalkan keyakinannya dan menikahi Nabil. Namun apa yang sudah Sarah putuskan untuk bahagia bersama Nabil akan ia pertahankan dan perjuangkan demi anak yang ada di dalam kandungannya. Untunglah support Mama Sarah dan Gladys -sahabatnya-, tak pernah putus. Tapi keadaan ini begitu membuat Sarah tertekan, hingga suatu hal yang tidak diinginkannya terjadi. 


Hmm, novel Syefriana Khairil yang satu ini lumayan bagus... Tapi ditengah cerita konfliknya kurang dapet. Jadi terasa datar aja. Saya sempet berenti baca ditengah cerita karena merasa kalo ceritanya kurang menarik. Tapi lalu saya lanjutkan, karena temen saya bilang kalo novel ini inti ceritanya bagus. Dibandingin sama novel Coming Home nya, novel ini dibawahnya. Hehe, Sorry. Overall, dari novel ini saya belajar kalo kita berani memutuskan suatu pilihan, maka kita harus konsisten dengan pilihan kita dan menerima semua konsekuensinya. Apapun yang terjadi, kita harus bisa bertanggung jawab dengan semua keputusan kita. 

Jadi, gimana Nabil dan Sarah menyelesaikan persoalan mereka? Happy or Sad ending?
Makanya, baca yaa... Apapun buku itu, pasti kita bisa memetik sebuah pelajaran didalamnya. Hehe.

No comments: