Friday, May 17, 2013

Negeri Para Bedebah

Title : Negeri Para Bedebah
Author : Tere-Liye
Publisher : Gramedia Pustaka Utama
Pages : 433
Rate : 5/5


Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata.

Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran dihalaman rumah.

Tapi setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat.









------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Baru beberapa hari lalu aku ceramah panjang lebar tentang sistem keuangan dunia yang jahat dan merusak, tapi sekarang aku melarikan seorang tersangka kejahatan keuangan. Baru beberapa menit yang lalu aku masih terdaftar sebagai warga negara yang baik, bertingkah baik-baik dan selalu taat membayar pajak, tapi sekarang aku menjadi otak pelarian buronan besar."

Cerita ini dibuka dengan wawancara antara Julia - si kuli tinta dengan Thomas, sang narasumber. Thomas adalah seorang konsultan keuangan profesional. Sayangnya, sesi wawancara ini tidak berjalan menyenangkan bagi Julia. Thomas punya jadwal yang lebih sibuk dari Presiden. Namun, ditengah kesibukannya setidaknya ia masih punya kehidupan lain. Salah satunya adalah menjadi anggota klub petarung yang anggotanya tidak sembarang orang. Mereka adalah orang-orang yang bekerja dengan tingkat profesionalitas tinggi dan tentu saja berpengaruh. Beberapa orang dari klub inilah yang nantinya akan membantu Thomas menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh Om Liem - Adik kandung mendiang Papa nya yang dibencinya setengah mati.

Tiba-tiba saja Ram - orang kepercayaan Om Liem, datang memintanya untuk mengunjungi Om Liem dan Tante karena rumah mereka telah dikepung polisi sedangkan keadaan Tante Liem mengkhawatirkan. Bank Semesta milik Om Liem kolaps akibat kalah kliring dan polisi hanya menunggu membaiknya kondisi Tante Liem untuk bisa menggiring Om Liem ke penjara. Disamping tentang bahaya dampak sistemis yang disebut Thomas jika Bank Semesta ditutup, Thomas memiliki alasan tersendiri mengapa ia memutuskan untuk mati-matian berusaha menyelamatkan Bank Semesta. Alasan yang lebih pribadi dan menyangkut masa lalunya. 

"Tetapi tadi malam, saat orang kepercayaan Om Liem menjemputku di hotel, pukul dua dini hari, didalam mobil Ram menyebutkan nama petinggi kepolisian dan pejabat kejaksaan yang menyidik kasus Bank Semesta. Aku mengenali nama itu. Nama kedua bedebah itu... "

Langkah pertama yang dilakukan Thomas adalah membawa kabur Om Liem. Ia berhasil dan membawa Om Liem ke rumah peristirahatan Opa di sekitar Waduk Jatiluhur. Thomas terus berpacu dengan waktu karena tinggal menunggu hitungan jam untuk menyelamatkan Bank Semesta. Dari sini, satu-satu cerita tentang masa lalu Thomas yang nama aslinya adalah Tommi terkuak. Cerita tentang masa lalunya yang kelam dan membentuk pribadi Thomas yang tangguh seperti sekarang. Selama dua hari Thomas berusaha melakukan berbagai trik dan memanfaatkan peluang yang ada sekecil apapun. Thomas dibantu oleh Maggie (staff kantornya yang sangat cekatan) untuk mengumpulkan berbagai informasi yang dapat dikumpulkan dan mengurus berbagai keperluan taktis Thomas. Julia, wartawan yang sudah memutuskan untuk membantu Thomas karena ingin kejelasan berita tentang Bank Semesta. Selain itu masih ada Kadek, staff nya yang mengurus kapal pribadinya yang digunakan dalam usahanya untuk melindungi Om Liem dan Opa. Dan sisanya adalah rekan Thomas di klub petarung - Erik, Rudi, Randy, dan kunci utama penyelamatan Bank Semesta; Sang Putera Mahkota.

Dengan bantuan mereka, Thomas menjalankan rencananya. Rencana Thomas tidak selalu berjalan mulus dan sesuai harapan. Dalam beberapa kali pelariannya, Thomas sempat terjebak bahkan dilempar kebalik jeruji besi. Namun, itu tak bertahan lama berkat akal kancil nya. Untuk beberapa jam dalam hidupnya ia harus berurusan dengan Polisi yang menetapkannya menjadi buronan dan yang tak disangkanya, bertemu dengan Dua Bedebah dari masa lalunya yang menyakitkan. Setelah bukti-bukti perlahan-lahan terkumpul dan tersambung menjadi runtutan cerita yang utuh, suatu fakta menyentak Thomas. Dan saat Thomas tersadar, ia sudah terlambat. Apakah Thomas berhasil menyelamatkan Bank Semesta? Bagaimana dengan nasib Om Liem dan keluarga Thomas selanjutnya?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ini adalah buku kedua Tere Liye yang saya baca. Saya memutuskan untuk baca buku ini karena rekomendasi pembaca di goodreads. Hehe. Buku ini belum sempat saya baca dan tertunda selama kurang lebih 5 bulan terpajang manis di deretan buku-buku saya. Oke cukup sampai sini pembukaannya. *ditimpuk sendal*

Awal saya baca bab pertama, saya agak kurang mengerti dengan isi pembicaraan Thomas di dalam konferensi Internasional tersebut. Dalam bab selanjutnya baru saya pelan-pelan mulai paham dengan jalan ceritanya. Karena jalan cerita mulai terbentuk saat Thomas mendapat kunjungan mendadak Ram. Alur cerita yang digunakan adalah maju-mundur. Dari sinilah kita bisa mengetahui latar belakang Thomas, penyebab kebencian Thomas pada Om Liem serta alasan paling pribadi Thomas memperjuangkan penyelamatan Bank Semesta. 

"Kau tahu, Julia. Sejak hari itu aku membenci Om Liem. Dialah penyebab semuanya. Omong kosong arisan berantai keluarga Edward-Liem. Aku tidak mau terlibat dengan perusahaannya, tidak mau dekat-dekat dengannya. Aku pergi dari rumah. Tinggal di sekolah berasrama, dengan makanan dijatah, kamar tidur sempit. Aku membencinya dua puluh tahun lebih..."

 Saya suka banget karakter Thomas. Karakter Thomas begitu perfect sebagai tokoh utama dalam cerita ini. Karena masa lalu, Thomas bisa mengarahkan hidupnya menjadi seseorang yang berhasil, yang bisa berdiri diatas kakinya sendiri. Ia menjadi siswa paling cemerlang di tempatnya belajar. Pola pikir Thomas juga digambarkan tidak seperti kebanyakan orang muda seusianya saat ia baru lulus sekolah Bisnis. Salah satu karakternya yang saya suka adalah kecepatan Thomas mengambil keputusan dan berinisiatif. Ia harus bisa memutuskan berbagai hal dalam berbagai macam kemungkinan. Pandai bernegosiasi serta keberaniannya menghadapi segala macam risiko. What a GREAT!!! =] Tapi, semua itu tidak terlepas dari peran Opa dalam mendidiknya.

Dan seperti biasa, novel-novel Tere Liye selalu sarat akan pesan moral dan pelajaran yang berharga. Penulis menaruhnya dalam cerita-cerita sang Opa yang selalu membuat Thomas penasaran dan tidak sabar menunggu Opa menyelesaikan ceritanya. Di point ini, saya jadi teringat sama buku Tere Liye - Ayahku Bukan Pembohong (review disini) dimana Dam mendapatkan banyak cerita dari Ayahnya yang diterapkan dalam kehidupannya. Dalam novel ini misalnya tentang Mata Picak dan pelajaran tentang tokoh dunia yang mati menggunakan racun. Selain itu, ada beberapa quote yang saya suka. Saya kutip ya.. =] seperti biasa..

"Mana ada sekolah bisnis pada zaman Opa masih muda? Opa lulus sekolah rakyat pun tidak. Semuanya dipelajari sendiri. Dicoba, gagal. Dicoba, gagal lagi. Terus saja kau lakukan. Lama-lama kau tahu sendiri bagaimana seharusnya trik terbaik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Itu sekolah terbaik. Apa kata bijak itu? Pengalaman adalah guru terbaik."

 Konflik dalam cerita ini pun nggak perlu diragukan lagi. Saya menikmati setiap detail cerita. Dari awal dengan berusaha mengerti apa yang ingin disampaikan penulis, semakin ke tengah cerita semakin saya nggak bisa melepas buku ini sampai saya bawa ke kantor, mengorbankan jam istirahat saya dengan membaca buku yang super keren ini. Hehe. Menurut saya, cerita mencapai klimaks saat Thomas bertemu dengan dua bedebah yang dibencinya saat saya kira masalah penyelamatan Bank Semesta ini berakhir manis. Ternyata perkiraan saya meleset. Ckckck. Saya makin yakin agar novel ini bisa dijadikan versi layar lebarnya. :D Karena bagi saya, dari segi pendidikan novel ini banyak memberikan kita pengetahuan baru. Banyak memberikan saya pemahaman baru walaupun hal tersebut sudah dipelajari di bangku kuliah. Hal tersebut karena penyampaian penulis yang tidak rumit dan diadaptasi dengan cerita ini tentunya. =] Selain itu, buku ini berbau action. And I Love It!!! *iklan*. Dari segi action, cerita dalam buku ini bisa disetarakan dengan film-film action hollywood. Itu sih menurut saya, gimana dengan kamu? Hehe.

Overall, saya suka banget sama buku ini. Nggak salah saya menjadikan Tere Liye sebagai penulis favorit saya. Walaupun sangat telat untuk mereview buku ini sekarang, saya cuma ingin berbagi pendapat saya tentang buku yang AWESOME ini. Hehe. Thanks for reading my review. =]

Cheers,

Lina

4 comments:

Anonymous said...

Novel jempolan....

Suka banget cerita dan nasehat didalamnya..

-Indah- said...

Jadi makin penasaran pengen baca bukunya Tere Liye :D

Unknown said...

Betul... Novel ini beneran jempolan. =] Di setiap novel nya Tere Liye pasti ada nasehat dan cerita yang kadang, kita nggak kepikiran sampe situ.

Penasaran? cepet cari bukunya, terus baca. Dijamin, ketagihan. =D Saya nggak bisa berenti sampe saya nyampe halaman terakhir. Hehe.

Kreta Amura said...

Ini salah satu novel karya Tere Liye favoritkuuuu